Sekilas Tentang Universitas Udayana
Bali, nama ini mungkin secara langsung akan menghadirkan benak di
setiap kita akan salah satu daerah di Indonesia dengan keindahan alam
serta kebudayaan yang telah dikenal dunia. Menjadi suatu hal yang
menarik bila kita mengetahui bahwa Universitas Udayana sebagai
universitas tertua di daerah Provinsi Bali, embrio-nya adalah Fakultas
Sastra Udayana yang merupakan cabang dari Universitas Airlangga
Surabaya.
Apakah ini menunjukkan bahwa di Bali cabang ilmu yang pertama kali
berkembang adalah ilmu yang berkaitan dengan budaya (baca: sastra)
sesuai peran budaya dalam kehidupan masyarakat Bali? Artikel ini tidak
mencoba secara langsung menjawab pertanyaan tersebut, namun untuk
menceritakan secara singkat sejarah serta profil Universitas Udayana,
Bali.
A. Profil Universitas Udayana
Universitas Udayana secara sah berdiri pada tanggal 17 Agustus 1962
dan merupakan perguruan tinggi tertua di daerah propinsi Bali. Tetapi
sebelumnya, sejak tanggal 29 September 1958 di Bali sudah berdiri sebuah
fakultas yang bernama Fakultas Sastra Udayana sebagai cabang dari
Universitas Airlangga Surabaya.
Fakultas Sastra Udayana yang merupakan embrio dari Universitas
Udayana secara resmi diakui sebagai bagian Universitas Airlangga sejak 1
Januari 1959. Peresmian Fakultas Sastra Udayana mempunyai arti yang
sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan Universitas Udayana.
Pada awal tahun 1960-an masyarakat Bali mengidam-idamkan adanya sebuah Perguruan Tinggi di daerah ini. Untuk mewujudkan keinginan masyarakat tersebut maka pada tanggal 12 Mei 1961 diadakanlah pertemuan di antara tokoh-tokoh pendidikan, para pejabat daerah dan pemuka masyarakat. Pertemuan ini dipimpin oleh Prof. Dr. Purbatjaraka yang dibantu oleh seorang sekretaris yaitu Prof. Dr. Ida Bagus Mantra.
Pada awal tahun 1960-an masyarakat Bali mengidam-idamkan adanya sebuah Perguruan Tinggi di daerah ini. Untuk mewujudkan keinginan masyarakat tersebut maka pada tanggal 12 Mei 1961 diadakanlah pertemuan di antara tokoh-tokoh pendidikan, para pejabat daerah dan pemuka masyarakat. Pertemuan ini dipimpin oleh Prof. Dr. Purbatjaraka yang dibantu oleh seorang sekretaris yaitu Prof. Dr. Ida Bagus Mantra.
Dalam pertemuan tersebut dibahas langkah-langkah yang perlu diambil
dalam rangka persiapan pendirian perguruan tinggi di Bali. Pada
pertemuan tersebut juga disepakati untuk membentuk sebuah formatur yang diketuai oleh dr. Anak Agung Made Jelantik, Kepala Dinas Kesehatan Daerah Bali dengan anggota delapan orang.
Dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama formatur ini sudah dapat
membentuk sebuah badan yang diberi nama Badan Perguruan Tinggi Daerah
Bali yang diketuai oleh Ir. Ida Bagus Oka, (Koordinator Dinas Pekerjaan
Umum Nusa Tenggara), Wakil Ketua Dr. I Gusti Ngurah Gede Ngurah dan
dibantu oleh dua orang sekretaris yaitu Prof. Dr. Ida Bagus Mantra dan
Drh. G. N. Teken Temadja, dilengkapi oleh Pelindung, Pengawas,
Penasehat, Bandahara dan beberapa orang anggota.
Badan Perguruan Tinggi Daerah Bali ini berhasil membentuk Panitia
Persiapan Universitas Udayana Bali yang kemudian disyahkan dengan Surat
Keputusan Menteri PTIP No. 4 tahun 1962, tanggal 15 Januari 1962. Adapun
susunan personalia Panitia Persiapan Pendirian Universitas Udayana
adalah sebagai berikut:
Penasehat | : Kol. Supardi, Panglima Kodam XVI Udayana |
Ketua | : Anak Agung Bagus Sutedja, Gubernur Kepala Daerah Bali |
Ketua I | : Letkol. Suroso, Komandan Korem Bali |
Ketua II | : Drs. R. Siswadji, Kepala Komisaris Daerah Bali |
Ketua III | : Mr. Poerwanto, Jaksa Tinggi Daerah Bali |
Sekretaris | : Prof. Dr. Ida Bagus Mantra, Pj. Ketua Fakultas Sastra Udayana |
Anggota | : dr. Anak Agung Made Jelantik |
Drh. I Made Geria | |
I Made Mendra | |
I Nyoman Tirta | |
I Gusti Bagus Sugriwa | |
Ny. Gedong Bagus Oka | |
Tjilik | |
I Ketut Mandra |
Panitia persiapan ini kemudian menjajagi hal-hal yang berhubungan
dengan pendirian Universitas Udayana. Salah satu syarat yang ditetapkan
oleh departemen PTIP untuk pendirian universitas pada waktu itu adalah
harus memiliki empat fakultas, yang terdiri dari dua fakultas eksakta
dan dua fakultas non eksakta. Berdasarkan potensi dan kemampuan yang ada
serta kebutuhan masyarakat Bali dan Nusa Tenggara pada saat itu maka
Panitia Persiapan merencanakan membuka empat fakultas yaitu:
- Fakultas Sastra
- Fakultas Kedokteran
- Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan
- Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Berkedudukan di Bali kecuali Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
berkedudukan di Singaraja. Sesuai dengan Surat Keputusan Menteri
Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan No. 104/1962 tanggal 9 Agustus 1962,
Universitas Udayana secara sah berdiri sejak tanggal 17 Agustus 1962.
Tetapi oleh karena hari lahir Universitas Udayana jatuh bersamaan
dengan hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia maka perayaan Hari
Ulang Tahun Universitas Udayana dialihkan menjadi tanggal 29 September
dengan mengambil tanggal peresmian Fakultas Sastra yang telah berdiri
sejak tahun 1958.
Pada tahun 1964 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dipisahkan dari
Universitas Udayana dan dijadikan IKIP Malang cabang Singaraja,
sehingga sejak itu Universitas Udayana masih memiliki tiga fakultas
saja. Kemudian selaras dengan perkembangan Universitas Udayana maka
secara berturut-turut didirikan Fakultas Hukum dan Pengetahuan
Masyarakat (1964), Fakultas Teknik (1965) dan pada tahun 1967 didirikan
Fakultas Pertanian dan Fakultas Ekonomi tetapi pada saat itu hanya
diijinkan melaksanakan pendidikan dan pengajaran sampai pada tingkat
Sarjana Muda. Baru kemudian sejak tahun 1976 Fakultas Pertanian dan
Fakultas Ekonomi diijinkan melaksanakan pendidikan dan pengajaran sampai
tingkat Sarjana.
Pada tahun 1968 IKIP Cabang Singaraja diintegrasikan kembali ke dalam Universitas Udayana dan dijadikan dua Fakultas yaitu Fakultas Keguruan dan Fakultas Ilmu Pendidikan. Dengan demikian sejak tahun 1968 Universitas Udayana memiliki 9 Fakultas yaitu:
Pada tahun 1968 IKIP Cabang Singaraja diintegrasikan kembali ke dalam Universitas Udayana dan dijadikan dua Fakultas yaitu Fakultas Keguruan dan Fakultas Ilmu Pendidikan. Dengan demikian sejak tahun 1968 Universitas Udayana memiliki 9 Fakultas yaitu:
- Fakultas Sastra
- Fakultas Kedokteran
- Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan
- Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat
- Fakultas Teknik
- Fakultas Pertanian
- Fakultas Ekonomi
- Fakultas Keguruan
- Fakultas Ilmu Pendidikan
Dalam perjalanan hingga sekarang, sesuai dengan keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 204/0/1997, tanggal 22
Agustus 1997 Program Studi Kedokteran Hewan berubah status resmi menjadi
Fakultas Kedokteran Hewan. Sehingga sampai tahun 2004, Universitas
Udayana memiliki sembilan fakultas yaitu:
- Fakultas Sastra
- Fakultas Kedokteran
- Fakultas Hukum
- Fakultas Ekonomi
- Fakultas Teknik
- Fakultas Pertanian
- Fakultas Peternakan
- Fakultas MIPA
- Fakultas Kedokteran Hewan
B.Visi dan Misi
Visi
Universitas Udayana Menjadi Universitas yang Unggul, Mandiri, dan Berbudaya.
Misi
Sedangkan misi yang diemban dalam mewujudkan visi di atas adalah:
- Menyelenggarakan pendidikan tinggi dengan melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, memiliki relevansi dan kompetensi tinggi
- Mengembangkan kerjasama diberbagai bidang dengan berbagai pihak, baik di dalam maupun di luar negeri guna meningkatkan mutu Tri Darma, kemandirian dalam manajemen dan keuangan dan meningkatkan mutu pelayanan.
- Memberdayakan Universitas Udayana sebagai perguruan tinggi yang aktif dalam membangun masyarakat yang berlandaskan pada pengembangan dan kemajuan IPTEKS terkini untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.
- Menyelenggarakan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang menyentuh kepentingan masyarakat dan stakeholders, sehingga IPTEKS yang dikembangkan tetap tergayut dengan kebutuhan masyarakat.
- Meningkatkan kemampuan manajemen organisasi dan kepemimpinan yang berorientasi kepada pelayanan yang berkualitas, profesional, demokratis, dan berjiwa kewirausahaan.
- Mengembangkan infrastruktur pendidikan tinggi yang handal untuk penyelenggaraan fungsi Tri Dharma Perguruan Tinggi.
- Mendorong tumbuhnya lembaga-lembaga fungsional yang berdaya saing dan berkelanjutan untuk mengoptimalkan ekstensi UNUD.
C. Tujuan Pendidikan di Universitas Udayana
Sebagai unsur pendidikan Nasional, Universitas Udayana menyelenggarakan pendidikan tinggi dengan tujuan:
- Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat mengembangkan, menciptakan dan menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian.
- Mengembangkan dan menyebarkan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan tahap kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
D. Motto dan Lambang Universitas Udayana
1. Motto
Universitas Udayana mempunyai motto sebagai berikut: TAKITAKINING SEWAKA GUNA WIDYA. Artinya Manusia sebagai penuntut ilmu berkewajiban mengejar pengetahuan dan kebajikan. Kata-kata ini menurut Prof. Dr. I Gusti Ngurah Bagus diambil dari kitab Nitisastra yakni sebuah kitab yang memuat nasehat-nasehat orang berbuat dan bertingkah laku yang baik.
Universitas Udayana mempunyai motto sebagai berikut: TAKITAKINING SEWAKA GUNA WIDYA. Artinya Manusia sebagai penuntut ilmu berkewajiban mengejar pengetahuan dan kebajikan. Kata-kata ini menurut Prof. Dr. I Gusti Ngurah Bagus diambil dari kitab Nitisastra yakni sebuah kitab yang memuat nasehat-nasehat orang berbuat dan bertingkah laku yang baik.
2. Lambang Universitas Udayana
Lambang Universitas Udayana dikenal dengan sebuatan Widya Cakra Prawartana yang maknanya pemutara roda ilmu pengetahuan berdasarkan Pancasila (lihat gambar di samping)
Lambang Universitas Udayana dikenal dengan sebuatan Widya Cakra Prawartana yang maknanya pemutara roda ilmu pengetahuan berdasarkan Pancasila (lihat gambar di samping)
Lambang ini berwujud sebuah lingkaran yang mempunyai roda atau cakra.
Pada bagian paling tengah terdapat padma atau bunga teratai dengan
delapan helai daun, yang melambangkan kesucian Tuhan Yang Maha Esa
sebagai sila pertama Pancasila. Lingkaran atau roda tersebut mempunyai
empat buah jari-jari atau ruji yang melambangkan kekuatan yang membaja
dari empat sila lainnya dari Pancasila. Pada bagian luar dari jari-jari
lingkaran atau roda tersebut dihiasi dengan 54 buah titik sebagai rantai
permata sesuai dengan rangkaian ilmu pengetahuan yang diberikan di
Universitas Udayana.
Pembuatan lambang Universitas Udayana diprakarsai oleh Prof. Dr. Ida.
Bagus Mantra dengan mengundang Drs. I Gusti Ngurah Bagus (Prof. Dr. I
Gusti Ngurah Bagus), Dr. R. Goris dan I Gusti Bagus Sugriwa. Prof. Dr.
Ida Bagus Mantra mengusulkan bentuk lambang Universitas Udayana sesuai
dengan bentuk gambar yang dimuat dalam bukunya Frits A. Wagner yang
berjudul Indonesia, The Art of an Island Group, halaman 116. Gambar yang
diusulkan oleh Prof. Dr. Ida Bagus Mantra dari buku tersebut di atas
berbentuk tiga buah roda matahari yang digunakan sebagai hiasan kepala
atau dada mahkota kerajaan Majapahit.
Lambang Universitas Udayana yang dipakai sekarang juga bermakna
matahari. Warna lambang Universitas Udayana adalah kuning keemasan
dengan dasar biru. Warna kuning keemasan melambangkan matahari terbit
dan warna biru melambangkan warna langit. Lambang dan nama Universitas
Udayana mengandung makna dan harapan bahwa senantiasa menerangi
kegelapan atau kebodohan (awidya) sehingga dapat mensejahterakan dunia.
E. Hymne Universitas Udayana
Universitas Udayana mempunyai hymne seperti dibawah ini. Hymne ini hanya dinyanyikan pada hari-hari tertentu
Lagu : Drs. I. G. B. N. Pandji
Syair : dr. IBN. Narendra
Lagu : Drs. I. G. B. N. Pandji
Syair : dr. IBN. Narendra
Hymne Universitas Udayana
Pujastuti Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa
Udayana Kau Ksatria Kusuma Negara
Kami Kau Berikan Pusaka Widya Maha Merta
Kuberjanji Setiakan Mengabdi Darma-Mu
Udayana Jayalah kau Dipersada Bu Pertiwi
Udayana Megalah Kau untuk Indonesia Raya
Pujastuti Kehadapan Tuhan Yang Maha Esa
Udayana Kau Ksatria Kusuma Negara
Kami Kau Berikan Pusaka Widya Maha Merta
Kuberjanji Setiakan Mengabdi Darma-Mu
Udayana Jayalah kau Dipersada Bu Pertiwi
Udayana Megalah Kau untuk Indonesia Raya
Hymne ini dinyanyikan secara resmi untuk pertama kalinya pada tanggal
2 Mei 1966 pada saat pengukuhan dokter Goesti Ngoerah Gde sebagai
Lektor Kepala dalam kuliah Neurologi dalam rapat Senat Universitas
Udayana. Kemudian untuk pertama kalinya dinyanyikan dalam Dies Natalis
Udayana pada tanggal 29 September 1966.
0 komentar:
Posting Komentar